Minggu, 08 Juli 2012

PKPR (Pelayanan kesehatan Perduli Remaja)

         Remaja di Indonesia mencakup seperempat dari seluruh jumlah penduduk di Indonesia. Mengingat remaja adalah merupakan masa transisi dari masa kanak-kanak menuju dewasa, Remaja merupakan kelompok yang unik dengan kebutuhan yang khas, yaitu kebutuhan untuk mengenal identitas/jati dirinya. Remaja cenderung energetic, selalu ingi tahu, emosi yang tidak stabil, cenderung brontak dan mengukur segalanya dengan ukurannya sendiri dengan cara berpikirnya yang tidak logis. Hal ini sering menyebabkan adanya konflik dengan orang tua, guru maupun figure otoritas lainnya. Dalam perkembangannya remaja sangat rentan terhadap pengaruh lingkungan. Lingkungan social dan budaya yang tidak positif merupakan factor resiko bagi remaja untuk terjebak dalam perilaku merokok, minum-minuman keras, penggunaan narkoba, seks sebelum menikah, tawuran, criminal, kebut-kebutan di jalan. Semua prilaku remaja yang dianggap menyimpang ini sangat beresiko terhadap kesehatan dan keselamatan remaja. Walaupun secara biologis remaja telah mampu untuk bereproduksi, namun karena secara fisik perkembangan belum sempurna, maka banyak masalah kesehatan yang terjadi berkaitan dengan reproduksi remaja. Seperti tingginya resiko kematian akibat kehamilan pada remaja perempuan usia 15-19 tahun yang mencapa 2 kali lebih tinggi daripada perempuan usia 20-24 tahun. Demikian juga dengan bayinya, bayi yang lahir dari ibu remaja cenderung lahir perempuan dan menderita gangguan pertumbuhan, sehingga resiko kematian bayi juga lebih tinggi. Selain itu pada masa globalisasi ini, bila mana remaja tidak mampu menyeleksi informasi yang masuk, juga akan dapat menimbukan masalah yang cukup serius, seperti anemia dan kurang gizi, penyakit menular seksual, serta penyalagunaan NAPZA. Oleh karena itu perlu dipersiapkan penanganan secara dini dengan pelayanan yang bermutu sesuai dengan kebutuhan remaja.
Tumbuh kembang remaja dan permasalahannya merupakan hudup manusia mulai dari bayi, anak, remaja, dewasa, hingga orang tua, melewati tahapan-tahapan yang cukup rumit. Pertumbuhan dalam segi jasmani dapat dilihat secara sederhana dengan cara mengukur tinggi  dan berat badan, jadi dalam hal ini diperlukan gizi yang sesuai dengan kebutuhan, sehingga tercapai kesehatan fisik serta pertumbuhan yang proporsional. ada 3 perbedaan masa remaja yaitu masa remaja awal yang berusia10-13 tahun, masa remaja tengah yang berusia 14-16 tahun, dan masa remaja akhir yang berusia 17-19 tahun. Masa remaja menjadi masa yang begitu khusus dalam hidup manusia, karena pada masa tersebut terjadi proses awal kematangan organ reproduksi manusia yang disebut sebagai masa pubertas. Pubertas berasal dari kata pubercere yang berarti menjadi matang, sedangkan remaja atau adolescence berasal dari kata adolescere yang berarti dewasa. Proses ini berlangsung dengan penuh konflik yang mempunyai potensi menjadi malapetaka keharmonisan hubungan remaja dengan orang-orang di sekitarnya terutama terhadap orang tuanya dan generasi yang lebih tua. Sebenarnya, selama tak menimbulkan perpecahan dengan orang tua, konflik merupakan satu aspek yang perlu dalam perkembangan yang sehat.
Masa  remaja juga sebagai masa peralihan dari masa anak-anak menuju dewasa ,pada masa ini banyak terjadi perubahan dalam hal fisik dan psikis. Perubahan-perubahan tersebut dapat menyebabkan kekacauan-kekacauan batin pada remaja, segingga masa remaja sering juga disebut sebagai masa pancaroba. Kondisi ini menyebabkan remaja dalam kondisi rawan menjalani proses pertumbuhan dan perkembangannya. Kondisi ini juga diperberat dengan adanya globalisasi yang ditandai dengan makin derasnya arus informasi. Kondisi seseorang pada masa remaja seakan-akan tak menentu atau dilematik, karena dianggap sebagai anak, remaja sudah kelihatan besar dan sebaliknya dianggap dewasa tapi masih kelihatan kecil. Hal ini menyebabkan masyarakat sulit menentukan norma yang sesuai bagi remaja. Bila remaja bersikap seperti anak-anak dikatakan tidak pantas karena suda dewasa. Sebaiknya bila bersikap seperti orang dewasa, dikatakan masih kecil mau berlagak dewas. Perubahan fisik pada remaja yang spesifik pada pertumbuhan fisik remaja baik laki-laki maupun perempuan adalah kecepatan tumbuhnya (growth spurt). Pada saat ini pertumbuhan tinggi badan (linier) terjadi amat cepat.
Perbedaan pertumbuhan fisik laki-laki dan perempuan adalah pada pertumbuhan organ reproduksinya, dimana akan direproduksi hormone yang berbeda, penampilan yang berbeda, serta bentuk tubuh akibat berkembangnya tanda seks sekunder. Perubahan fisik yang di alami oleh remaja laki-laki yaitu tubuh bertambah berat dan tinggi;  tumbuh rambut-rambut halus di daerah pubis, kaki, tangan, dada, ketiak, dan wajah; keringat bertambah banyak; kulit dan rambut mulai berminyak, yang kadang menyebabkan masalah jerawat; lengan dan tungkai bertambah panjang; tangan dan kaki bertambah besar, sehingga tidak trlihat seperti anak kecil lagi; pundak dan dada bertambah besar dan bidang tumbuh jakun; suara berubah menjadi berat; penis dan buah zakar membesar; mimpi basah. Sedangkan perubahan fisik yang dialami remaja perempuan yaitu tubuh bertambah berat dan tinggi; tumbuhnya  rambut-rambut halus di daerah pubis dan di ketiak; payudara membesar; pinggul melebar; kulit dan rambut mulai berminyak; keringat bertambah banyak; lengan dan tungkai kaki bertambah panjang; tangan dan kaki bertambah besar; tulang-tulang wajah mulai memanjang dan membesar, sehingga tidak terlihat seperti anak kecil lagi; pantat berkembang lebih besar; indung telur mulai membesar; vagina mulai mengeluarkan cairan; menstruasi.
Pada saat purbertas terjadi perubahan fisik yang bermakna sampai purbertas berakhir dan berhenti pada saat dewasa, keadaan ini terjadi pada semua remaja normal. Yang berbeda adalah awal milainya. Mungkin ada remaja laki-laki yang sudah tumbuh kumis tipis, sementara yang lainnya belum. Hal ini adalah variasi normal perkembangan. Seringkali perkembangan yang berada dengan sebayanya  membuat remaja risau, akan tetapi bila tidak terlalu jauh dengan temannya masih bisa dianggap normal dan dalam waktu yang tidak lama akan mengejar ketinggalan pertumbuhan tersebut. Harus diingat bahwa seorang anak berkembang pada saat yang berbeda dan dengan kecepatan yang pula. Mungkin seseorang anak sudah mencapai puncak pertumbuhan saat usia 15 tahun sedangkan yang lainnya baru memulai pubertasnya.
Perkembangan psikologis pada remaja menurut Erickson (1963), pencarian identitas diri mulai dirintis seseorang pada usia yang sangat muda, yaitu sekitar usia remaja muda. Pencarian identitas diri berarti pencarian diri sendiri, di mana remaja ingin tahu kedudukan dan perannya dalam lingkungannya, di samping ingin tahu tentang dirinya sendiri yang menyangkut soal apa dan siapa dia, semua yang berhubungan dengan “aku” ingin diselidiki dan dikenalnya. Pada usia 12-15 tahun, pencarian identitas diri masih berada pada tahap permulaan. Dimulai pada pengukuhan kemampuan yang sering diungkapkan dalam bentuk kemauan yang tidak dapat di kompromikan sehingga mungkin berlawanan dngan kemauan orang lain. Bila kemauan itu ditentang, mereka akan memaksa agar kemauannya dipenuhi. Emosi adalah perasaan yang mendalam yang biasanya menimbulkan perbuatan atau prilaku. Perasaan dapat dipakai berkaitan dengan keadaan fisik atau psikis sedangkan emosi hanya dapat dipakai untuk keadaan psikis saja. Pada masa remaja, kepekaan emosi menjadi meningkat, sehingga rangsangan sedikit saja sudah menimbulkan luapan emosi yang besar, misalnya menjadi marah atai menangis. Masa remaja didominasi oleh peran emosi, hal ini dapat dilihat dari seleranya tentang lagu, buku bacaan, tingkah lakunya naik kendaraan. Kepekaan emosi remaja yang meningkat bisanya akan dibawa ke mana-mana, misalnya putus pacar, maka frustasinya akan di bawah ke sekolah, ke rumah, di jalan dan bahkan dapat mempengaruhi prestasinya. Kepekaan emosi yang neningkat dapat berbentuk menyendiri,mudah marah, gelisah dengan bentuk tingkah laku seperti menggigit kuku, garuk-garuk dan sebagainya, merusak benda-benda, mencoret-coret, suka berkelahi atau bahkan tak ada selerah makan.
Perkembangan kecerdasan dalam remaja, perkembangan intelegensia masih berlangsung sampai usia 21 tahun. Dari perkembangan intelegensia ini maka remaja lebih suka belajar sesuai yang mengandung logika yang dapat untuk mengerti hubungan antara hal yang satu dengan yang lainnya. imajinasi remaja juga menunjukkan kemajuan,hal ini ditandai dengan banyak prestasi yang dicapai remaja misalnya mengarang lagu, membuat karangan limiah, membuar sajak dan prestasi-prestasi lainnya yang menggambarkan kemampuan intelegasi dan imajinasi remaja. Pemilihan pekerjaan dan kesempatan belajar, apabila yang dipilih pekerjaan belajar yang sederhana, maka muda melaksanakannya. Akan tetapi bila yang dipilih adalah pekerjaan-pekerjaan sulit hal ini memerlukan suatu kesempatan belajar yang sulit pula membutuhkan waktu yang panjang, penyesuaian juga sulit serta bersifat slektif. Sekolah juga merupakan lembaga social bagi remaja, di mana aktivitas banyak di lakukan.

TELAH DIBUKA POLI PKPR PUSKESMAS SUKOMULYO

BUKA TIAP HARI JAM KERJA


TEAM PKPR

      Kharismaria Tri Harjani
      Fitrotun Naziyah
      Zulifah Zahroh
      Bambang Kurniadi








Tidak ada komentar:

Posting Komentar