Remaja di
Indonesia mencakup seperempat dari seluruh jumlah penduduk di Indonesia.
Mengingat remaja adalah merupakan masa transisi dari masa kanak-kanak menuju dewasa,
Remaja merupakan kelompok yang unik dengan kebutuhan yang khas, yaitu kebutuhan
untuk mengenal identitas/jati dirinya. Remaja cenderung energetic, selalu ingi
tahu, emosi yang tidak stabil, cenderung brontak dan mengukur segalanya dengan
ukurannya sendiri dengan cara berpikirnya yang tidak logis. Hal ini sering
menyebabkan adanya konflik dengan orang tua, guru maupun figure otoritas
lainnya. Dalam perkembangannya remaja sangat rentan terhadap pengaruh
lingkungan. Lingkungan social dan budaya yang tidak positif merupakan factor
resiko bagi remaja untuk terjebak dalam perilaku merokok, minum-minuman keras,
penggunaan narkoba, seks sebelum menikah, tawuran, criminal, kebut-kebutan di
jalan. Semua prilaku remaja yang dianggap menyimpang ini sangat beresiko
terhadap kesehatan dan keselamatan remaja. Walaupun secara biologis remaja
telah mampu untuk bereproduksi, namun karena secara fisik perkembangan belum
sempurna, maka banyak masalah kesehatan yang terjadi berkaitan dengan
reproduksi remaja. Seperti tingginya resiko kematian akibat kehamilan pada
remaja perempuan usia 15-19 tahun yang mencapa 2 kali lebih tinggi daripada
perempuan usia 20-24 tahun. Demikian juga dengan bayinya, bayi yang lahir dari
ibu remaja cenderung lahir perempuan dan menderita gangguan pertumbuhan,
sehingga resiko kematian bayi juga lebih tinggi. Selain itu pada masa
globalisasi ini, bila mana remaja tidak mampu menyeleksi informasi yang masuk,
juga akan dapat menimbukan masalah yang cukup serius, seperti anemia dan kurang
gizi, penyakit menular seksual, serta penyalagunaan NAPZA. Oleh karena itu
perlu dipersiapkan penanganan secara dini dengan pelayanan yang bermutu sesuai
dengan kebutuhan remaja.
Tumbuh kembang
remaja dan permasalahannya merupakan hudup manusia mulai dari bayi, anak,
remaja, dewasa, hingga orang tua, melewati tahapan-tahapan yang cukup rumit.
Pertumbuhan dalam segi jasmani dapat dilihat secara sederhana dengan cara
mengukur tinggi dan berat badan, jadi
dalam hal ini diperlukan gizi yang sesuai dengan kebutuhan, sehingga tercapai
kesehatan fisik serta pertumbuhan yang proporsional. ada 3 perbedaan masa
remaja yaitu masa remaja awal yang berusia10-13 tahun, masa remaja tengah yang
berusia 14-16 tahun, dan masa remaja akhir yang berusia 17-19 tahun. Masa
remaja menjadi masa yang begitu khusus dalam hidup manusia, karena pada masa tersebut
terjadi proses awal kematangan organ reproduksi manusia yang disebut sebagai
masa pubertas. Pubertas berasal dari kata pubercere yang berarti menjadi
matang, sedangkan remaja atau adolescence berasal dari kata adolescere yang
berarti dewasa. Proses ini berlangsung dengan penuh konflik yang mempunyai
potensi menjadi malapetaka keharmonisan hubungan remaja dengan orang-orang di
sekitarnya terutama terhadap orang tuanya dan generasi yang lebih tua.
Sebenarnya, selama tak menimbulkan perpecahan dengan orang tua, konflik
merupakan satu aspek yang perlu dalam perkembangan yang sehat.
Masa remaja juga sebagai masa peralihan dari masa
anak-anak menuju dewasa ,pada masa ini banyak terjadi perubahan dalam hal fisik
dan psikis. Perubahan-perubahan tersebut dapat menyebabkan kekacauan-kekacauan
batin pada remaja, segingga masa remaja sering juga disebut sebagai masa
pancaroba. Kondisi ini menyebabkan remaja dalam kondisi rawan menjalani proses
pertumbuhan dan perkembangannya. Kondisi ini juga diperberat dengan adanya
globalisasi yang ditandai dengan makin derasnya arus informasi. Kondisi
seseorang pada masa remaja seakan-akan tak menentu atau dilematik, karena
dianggap sebagai anak, remaja sudah kelihatan besar dan sebaliknya dianggap
dewasa tapi masih kelihatan kecil. Hal ini menyebabkan masyarakat sulit
menentukan norma yang sesuai bagi remaja. Bila remaja bersikap seperti
anak-anak dikatakan tidak pantas karena suda dewasa. Sebaiknya bila bersikap
seperti orang dewasa, dikatakan masih kecil mau berlagak dewas. Perubahan fisik
pada remaja yang spesifik pada pertumbuhan fisik remaja baik laki-laki maupun
perempuan adalah kecepatan tumbuhnya (growth spurt). Pada saat ini pertumbuhan
tinggi badan (linier) terjadi amat cepat.
Perbedaan
pertumbuhan fisik laki-laki dan perempuan adalah pada pertumbuhan organ
reproduksinya, dimana akan direproduksi hormone yang berbeda, penampilan yang
berbeda, serta bentuk tubuh akibat berkembangnya tanda seks sekunder. Perubahan
fisik yang di alami oleh remaja laki-laki yaitu tubuh bertambah berat dan
tinggi; tumbuh rambut-rambut halus di
daerah pubis, kaki, tangan, dada, ketiak, dan wajah; keringat bertambah banyak;
kulit dan rambut mulai berminyak, yang kadang menyebabkan masalah jerawat;
lengan dan tungkai bertambah panjang; tangan dan kaki bertambah besar, sehingga
tidak trlihat seperti anak kecil lagi; pundak dan dada bertambah besar dan
bidang tumbuh jakun; suara berubah menjadi berat; penis dan buah zakar
membesar; mimpi basah. Sedangkan perubahan fisik yang dialami remaja perempuan
yaitu tubuh bertambah berat dan tinggi; tumbuhnya rambut-rambut halus di daerah pubis dan di
ketiak; payudara membesar; pinggul melebar; kulit dan rambut mulai berminyak;
keringat bertambah banyak; lengan dan tungkai kaki bertambah panjang; tangan
dan kaki bertambah besar; tulang-tulang wajah mulai memanjang dan membesar,
sehingga tidak terlihat seperti anak kecil lagi; pantat berkembang lebih besar;
indung telur mulai membesar; vagina mulai mengeluarkan cairan; menstruasi.
Pada saat
purbertas terjadi perubahan fisik yang bermakna sampai purbertas berakhir dan
berhenti pada saat dewasa, keadaan ini terjadi pada semua remaja normal. Yang
berbeda adalah awal milainya. Mungkin ada remaja laki-laki yang sudah tumbuh
kumis tipis, sementara yang lainnya belum. Hal ini adalah variasi normal
perkembangan. Seringkali perkembangan yang berada dengan sebayanya membuat remaja risau, akan tetapi bila tidak
terlalu jauh dengan temannya masih bisa dianggap normal dan dalam waktu yang
tidak lama akan mengejar ketinggalan pertumbuhan tersebut. Harus diingat bahwa
seorang anak berkembang pada saat yang berbeda dan dengan kecepatan yang pula.
Mungkin seseorang anak sudah mencapai puncak pertumbuhan saat usia 15 tahun
sedangkan yang lainnya baru memulai pubertasnya.
Perkembangan
psikologis pada remaja menurut Erickson (1963), pencarian identitas diri mulai
dirintis seseorang pada usia yang sangat muda, yaitu sekitar usia remaja muda.
Pencarian identitas diri berarti pencarian diri sendiri, di mana remaja ingin
tahu kedudukan dan perannya dalam lingkungannya, di samping ingin tahu tentang
dirinya sendiri yang menyangkut soal apa dan siapa dia, semua yang berhubungan
dengan “aku” ingin diselidiki dan dikenalnya. Pada usia 12-15 tahun, pencarian
identitas diri masih berada pada tahap permulaan. Dimulai pada pengukuhan
kemampuan yang sering diungkapkan dalam bentuk kemauan yang tidak dapat di
kompromikan sehingga mungkin berlawanan dngan kemauan orang lain. Bila kemauan
itu ditentang, mereka akan memaksa agar kemauannya dipenuhi. Emosi adalah
perasaan yang mendalam yang biasanya menimbulkan perbuatan atau prilaku.
Perasaan dapat dipakai berkaitan dengan keadaan fisik atau psikis sedangkan
emosi hanya dapat dipakai untuk keadaan psikis saja. Pada masa remaja, kepekaan
emosi menjadi meningkat, sehingga rangsangan sedikit saja sudah menimbulkan
luapan emosi yang besar, misalnya menjadi marah atai menangis. Masa remaja
didominasi oleh peran emosi, hal ini dapat dilihat dari seleranya tentang lagu,
buku bacaan, tingkah lakunya naik kendaraan. Kepekaan emosi remaja yang
meningkat bisanya akan dibawa ke mana-mana, misalnya putus pacar, maka
frustasinya akan di bawah ke sekolah, ke rumah, di jalan dan bahkan dapat
mempengaruhi prestasinya. Kepekaan emosi yang neningkat dapat berbentuk menyendiri,mudah
marah, gelisah dengan bentuk tingkah laku seperti menggigit kuku, garuk-garuk
dan sebagainya, merusak benda-benda, mencoret-coret, suka berkelahi atau bahkan
tak ada selerah makan.
Perkembangan
kecerdasan dalam remaja, perkembangan intelegensia masih berlangsung sampai
usia 21 tahun. Dari perkembangan intelegensia ini maka remaja lebih suka
belajar sesuai yang mengandung logika yang dapat untuk mengerti hubungan antara
hal yang satu dengan yang lainnya. imajinasi remaja juga menunjukkan kemajuan,hal
ini ditandai dengan banyak prestasi yang dicapai remaja misalnya mengarang
lagu, membuat karangan limiah, membuar sajak dan prestasi-prestasi lainnya yang
menggambarkan kemampuan intelegasi dan imajinasi remaja. Pemilihan pekerjaan
dan kesempatan belajar, apabila yang dipilih pekerjaan belajar yang sederhana,
maka muda melaksanakannya. Akan tetapi bila yang dipilih adalah
pekerjaan-pekerjaan sulit hal ini memerlukan suatu kesempatan belajar yang
sulit pula membutuhkan waktu yang panjang, penyesuaian juga sulit serta
bersifat slektif. Sekolah juga merupakan lembaga social bagi remaja, di mana
aktivitas banyak di lakukan.
TELAH DIBUKA POLI PKPR PUSKESMAS SUKOMULYO
BUKA TIAP HARI JAM KERJA
TEAM PKPR
Kharismaria Tri Harjani
Fitrotun Naziyah
Zulifah Zahroh
Bambang Kurniadi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar